Rabu, September 02, 2009

Kisah Terbunuhnya Musailamah dan Pengumpulan Al-Quran

Setelah Rasulullah SAW. Wafat, Musailamah Al-Kadzab yang pada masa hayat Rasulullah SAW saja sudah mengaku sebagai Nabi, semakin menjadi-jadi karena pada waktu itu orang-orang Arab banyak yang Murtad dari Islam, maka Musailamah semakin mendapat kekuatan sehingga Abu Bakar R.A. memutuskan untuk memerangi mereka. Dan Allah SWT, memberikan kekuatan kepada Islam sehingga Musailamah dapat dibunuh. Namun, pada pertempuran itu sebagian besar sahabat yang Syahid adalah para Hafidz Al-Quran. 

 Umar Bin Khaththab R.A. berkata kepada Amirul-Mukminin, Abu Bakar R.A, “Dalam pertempuran itu, banyak Qari` yang Syahid. Aku khawatir jika ada pertempuran lagi, maka akan banyak bagian Al-Quran yang hilang. Untuk itu, sebaiknya Al-Quran ditulis di suatu tempat agar selamat dan terjaga.” Abu Bakar R.A berkata, “Bagaimana aku berani mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah?”. Namun Umar R.A terus mendesaknya dan menyampaikan pentingnya mengumpulkan Al-Quran. Akhirnya, Abu Bakar R.A menyetujui usul Umar R.A itu. Maka dipanggillah Zaid Bin Tsabit R.A. Zaid R.A bercerita, “Suatu ketika, aku sedang bersama Abu Bakar, lalu datanglah Umar.” Kemudian Zaid R.A menceritakan pembicaraan antara Abu Bakar dengan Umar R.Huma. Setelah pembicaran itu, Abu Bakar R.A memanggilku dan berkata, “Engkau seorang pemuda yang cerdas, orang-orang sangat mempercayaimu, dan tidak ada yang bersangka buruk terhadapmu. Selain itu, engkau termasuk penulis wahyu pada zaman Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, kumpulkanlah Al-Quran yang ada pada orang-orang dan tulislah di suatu tempat.” 

 Zaid R.A berkata, “Demi Allah, seandainya aku diperintahkan memindahkan sebuah gunung dari suatu tempat ke tempat lain, ini lebih mudah bagiku daripada harus mengumpulkan Al-Qur`an.” Aku berkata kepada mereka, “Mengapa hal ini harus dilakukan, padahal Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya?” Mereka menasehatiku. Menurut sebuah Hadits, Abu Bakar R.A berkata kepada Zaid R.A, “Jika engkau mengerjakan sesuai dengan perintah Umar, maka itulah yang aku perintahkan. Dan jika engkau tidak setuju, maka aku tidak berniat memerintahkannya.” 

 Zaid R.A bercerita, “Setelah lama membahasnya, akhirnya Allah membukakan hatiku untuk mengumpulkan Al-Qur`an menjadi satu. Sebelumnya, Al-Qur`an ditulis di tempat yang terpisah-pisah. Sebagian ada yang tersimpan di dada pada sahabat R.Hum, semuanya dicari sehingga dapat terkumpul.” (Bukhari). 

Faedah 
  Dalam kisah ini dapat kita ketahui tentang ketaatan para sahabat R.Hum kepada Nabi SAW. Lebih mudah bagi mereka untuk memindahkan gunung daripada harus melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi SAW. Apalagi mengumpulkan Al-Quran sebagai dasar agama, Allah SWT meletakkan pahala ini semua dalam buku catatan para sahabat R.Hum tersebut. Zaid R.A dengan penuh kehati-hatian telah mengumpulkan Al-Qur`an sehingga tidak mengambil ayat yang tidak tertulis. Ia hanya mengumpulkan dari catatan-catatan yang telah ditulis pada masa Nabi SAW masih hidup, kemudian dicocokkan dengan Al-Qur`an yang ada di dalam dada para sahabat (yang mereka hafal). Untuk mengumpulkannya diperlukan usaha yang sangat gigih karena ayat-ayat Al-Qur`an telah ditulis di tempat yang berbeda. Namun Alhamdulillah, semuanya dapat dikumpulkan. Ubay Bin Ka`ab R.A yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang paling mahir dalam Al-Qur`an selalu ikut membantu dalam usaha ini. Karena usaha tersebut, seluruh Al-Qur`an telah dikumpulkan untuk pertama kalinya oleh para sahabat R.Hum.


0 komentar: