Sabtu, Oktober 10, 2009

Sholat Wajib Dan Sunnat Di Bulan Ramadhan

Rasulullah SAW bersabda “Bahwa Allah telah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan dan Allah telah menjadikan Qiyam, yaitu sholat Tarawih sebagai Sunnah. Juga dapat diketahui bahwa sholat Tarawih telah diperintahkan langsung oleh Allah SWT. Adapun riwayat-riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW menisbatkan Sunnah Tarawih pada dirinya, maksudnya sebagai penguat perintah Allah SWT tadi, sehingga para Imam Madzhab sepakat bahwa sholat Tarawih adalah Sunnah. Dan tertulis dalam Al- Burhan, bahwa tidak seorang pun diantara kaum Muslimin yang menolak kesepakatan itu kecuali kaum Rawafidh (Syi’ah). Dan Syaikh Maulana Syah Abdul Haq Muhaddits Dehlawi Rah.A dalam kitab Ma Tsabata Bis- Sunnah telah menulis dari beberapa kitab Fiqih bahwa jika suatu masyarakat kota meninggalkan sholat Tarawih, maka pemerintahnya harus memerangi mereka. 

 Ada suatu hal penting yang perlu diperhatikan, bahwa pada umumnya orang-orang berpendapat bahwa hanya dengan mendengarkan bacaan Al- Qur’an di Mesjid selama delapan atau sepuluh hari, itu telah mencukupi lalu amalan tersebut dapat ditinggalkan. Masalah ini perlu diteliti kembali, sebab sebenarnya ada dua sunnah yang berbeda dalam hal ini: 

(1) Mendengar atau membaca seluruh Al- Qur’an di dalam sholat tarawih adalah ketetapan Sunnah. 

(2) Sholat tarawih pada setiap Ramadhan adalah Sunnah. 

 Dengan demikian jelaslah bahwa apabila mereka mendengarkan hafalan Al- Qur’an hanya beberapa hari kemudian mereka meninggalkannya berarti mereka menggamalkan satu Sunnah dan meninggalkan yang lainnya. 

 Bagi orang yang sedang berpergian atau keadaannya sulit untuk untuk menunaikan sholat Tarawih disuatu tempat, maka lebih baik ia mendengarkan Al- Qur’an beberapa hari pada awal Ramadhan, sehingga tidak mengurangi bacaan Al- Qur’annya. Jika ada kesempatan melaksanakan sholat Tarawih diman saja, hendaknya ia melaksanakannya, sehingga (menghafal) Al- Qur’an dapat terlaksana, dan pekerjaan kita pun tidak terbengkalai. 

 Setelah Rasulullah SAW menjelaskan mengenai puasa dan Tarawih, beliau menganjurkan agar menunaikan ibadah Fardhu dan Sunnah-sunnah lainnya. Pahala mengamalkan satu Sunnah pada bulan Ramadhan sama dengan pahala beramal wajib diluar Ramadhan. Dan pahala menunaikan satu amalan wajib pada bulan Ramadhan sama dengan pahala menunaikan tujuh puluh amalan wajib diluar bulan Ramadhan. Berkenaan dengan hal ini, kita hendaklah memikirkan keadaan ibadah kita. Dalam bulan keberkahan ini hendaklah kita berpikir, sejauh manakah perhatian kita dalam menyempurnakan kewajiban dan menambah amalan sunnah. Perhatian kita terhadap amaln fardhu pada saat ini hendaklah demikian. Kebanyakan diantara kita meneruskan tidur setelah sahur, sehingga mengqadha sholat Shubuh, setidak –tidaknya tertinggal sholat berjamaah. Seolah- olah inilah syukur kita, ibadah wajib yang sangat perlu dioerhatiakan malah kita Qadha’ atau paling tidak kita menguranginya. Padahal, para ahli ushul berpendapat bahwa shalat tanpa berjamaah adalah suatu kekurangan, bahkan Nabi saw bersabda bahwa seolah-olah tidak sah shalat mereka yang tinggal disekitar masjid, kecuali dimasjid. Tertulis di dalam mazhahiril-Haq bahwa barang siapa shalat tanpa berjamaah tanpa udzur,maka kewajiban shalatnya sudah terpenuhi,namun pahala shalatnya tidak ia dapatkan. Demikian juga shalat magrib ,biasanya ketika itu orang sedang sibuk berbuka puasa, sehingga tidak perlu dibicarakan lagi tentang orang-orang yang tertinggal rakaat pertama atau takbir pertama. Mengenai shalat Isya, karena beranggapan untuk mengganti kebaikan-kebaikan pada shalat Tarawih, banyak yang sholat Isya sebelum waktunya. 

Demikianlah amalan kita pada bulan Ramadhan, karena ingin menunaikan satu amaln wajib, tiga amlan wajib lainnya dilalaikan. Inilah yang paling sering terjadi. Sedangkan shalat Zhuhur, karena tidur sebelum Zhuhur ( qailulah ), kita tertinggal shalat berjamaah Zhuhur. Begitu juga dengan shalat Ashar. Karena sibuk mempersiapkan makanan ifthar, maka tertinggallah shalat berjamaah Ashar. 

Inilah yang semestinya kita pikirkan, sejauh manakah kita menunaikan kewajiban-kewajiban pada bulan Ramadhan yang penuh berkah. Jika yang wajib saja sulit untuk diamalkan ,bagaiman dapat mengamalkan yang sunnah? Shalat Isyraq dan Dhuha pada bulan Ramadhan sering kita tinggalkan karena tidur. Apalagi shalat Awwabin, karena sibuk berbuka dan khawatir dengan shalat tarawih yang panjang, akhirnya shalat Awwabin ditinggalkan, dan waktu shalat tahajjud kita juga habis karena digunakan untuk sahur. Apabila demikian kapankah ada kesempatan untuk melakukan shalat sunnah. Semua ini terjadi karena orang-orang tidak memperhatikan atau tidak ingin mengamalkannya. 

Sebuah syair berbunyi: 

Jika tidak ada kemauan, beribu-ribu alasan dapat engkau kemukakan.  




Hadits Ke-1

Dari Salman R.A, ia berkata, ”Pada akhir bulan Sya’ban, Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami.” Beliau bersabda, ”Wahai manusia, telah dekat kepadamu bulan yang agung lagi penuh berkah. Bulannya di dalannya terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seri bulan. Bulan yang di dalamnya Allah menjadikan puasa sebagai Fardhu dan bangun malam sebagai Sunnah. Barang siapa mendekatkan diri di dalamnya dengan beramal Sunnah maka, (pahalanya) seperti orang yang beramal Fardhu pada bulan lainnya. Dan barang siapa beramal Fardhu didalamnya, maka pahalanya seperti orang yang beramal tujuh puluh amalan Fardhu pada bulan lainnya. Inilah bulan kesabaran, dan pahala sabar adalah surga. Inilah bulan kasih sayang, bulan saat rezeki seorang Mukmin ditambah. Barang siapa memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya, dan mendapat pahala yang sama tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun.” Mereka berkata, ”Ya Rasulullah, tidak setiap kami memiliki untuk diberikan kepada orang yang berbuka puasa.” Beliau bersabda, ”Allah memberi pahala kepada orang yang menberi makanan untuk orang yang berbuka puasa; meskipun sebutir kurma, seteguk air, atau sesisip susu. Inilah bulan yang awalnya penuh Rahmat, tengahnya penuh ampunan, dan akhirnya kebebasan dari api neraka. Barang siapa meringankan beban hamba-hamba Sahayanya pada bulan itu, maka Allah akan menggampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah empat amalan pada bulan itu. Dua diantaranya menyenangkan Tuhannya, dan dua lainnya kamu pasti memerlukannya. 

 Adapun dua perkara yang dengannya kamu menyenangkan Tuhanmu adalah: bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan kamu memohon ampunan kepada-Nya. Dan dua perkara yang pasti kamu memerlukannya adalah: kamu memohon surga kepada Allah dan kamu berlindung kepada-Nya dari api neraka. Barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa, maka Allah akan memberinya seteguk minum dari telagaku yang ia tidak akan haus hingga ia masuk surga.“ (Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Ibnu Hibban). 

Faedah

 Hadits di atas dibahas oleh sebahagian ahli Hadits karena kelemahannya. Namun karena Hadits ini mengenai Fadhilah amal, maka kelemahan seperti itu masih dapat diterima. Juga karena Hadits banyak dikuat kan oleh Hadits- hadits lainnya, maka Hadits ini dapat diterima. 

 Ada beberapa hal yang dapat kita ketahui dari Hadits diatas. Pertama, betapa besar perhatian Nabi SAW sehingga secara khusus beliau berkhutbah pada akhir bulan Sya, Ban menasehati dan memperingatkan manusia agar jangan melalaikan bulan Ramadhan walaupun hanya satu detik. Dalam nasihatnya, beliau menjelaskan dengan panjang lebar keutamaan bulan Ramadhan kemudian memberikan beberapa petunjuk yang penting untuk diperhatikan. Pertama, hakikat Lailatul Qadar sebagai malam yang sangat penting. Penjelasan akan dipaparkan dalam pasal kedua Risalah ini.
(BERSAMBUNG)  


Kisah Islamnya Bilal Bin Rabah Al-Habsyi R.A Dan Penderitaannya

Bilal Al- Habsyi adalah sahabat yang mansyur. Ia Muadzim tetap Masjid Nabawi. Pada mulanya ia adalah seorang budak milik orang kafir, kemudian ia memeluk Islam yang menyebabkan ia banyak menerima berbagai siksaan. 

 Umyyah Bin Khalaf adalah seorang kafir yang sangat memusuhi Islam ia membaringkan Bilal di atas padang pasir yang sangat panas diterik matahari seraya meletakkan batu besar di dadanya, sehingga Bilal sulit bergerak sedikit pun. Lalu dikatakan padanya.. ”Apakah kamu siap mati seperti ini atau tetap hidup dengan syarat kamu meninggalkan Islam?” Bilal tetap berkata Ahad, Ahad (hanya satunya berhak disembah). “Pada malam hari ia dirantai dan dicambuk terus menerus sehingga badannya penuh luka. Dan pada esok harinya dengan luka itu dijemur kembali di padang pasir yang panas sehingga lukanya semakin parah, Tuannya berharap ia akan meninggalkan Islam atau mati perlahan dengan cara tersebut. Orang yang menyiksa Bilal R.A silih berganti, kadangkala Abu Jalal atau Umayyah Bin Khalaf, bahkan orang lain pun ikut menyiksanya. Setiap orang berusaha menyiksanya dengan lebih berat. Ketika Abu Bakar R.A melihat hal itu ia menebusnya dan segera memerdekakannya. 

Faedah

 Orang-orang Arab Musyrik telah menjadikan berhala sebagai sesembahan mereka dan sebagai lawannya, Islam mengajari Tauhid hanya kepada Allah SWT. Inilah yang menyebabkan dari lisan Bilal R.A selalu terucap Ahad, Ahad, karena hubungan dan cintanya tinggi terhadap Allh SWT. Sekarang kita banyak melihat cinta yang palsu.. Seseorang yang dicintai tentu akan merasa nikmat bila disebut namanya, kadang kala tanpa tujuan yang jelas namanya akan disebut-sebut. Lalu bagaimana cinta kepada Allah SWT? Yang pasti akan berguna di dunia dan di akhirat. Cinta itulah yang membuat Bilal R.A rela disiksa, sehingga penderitaan demi penderitaan menimpanya. Meskipun para pemuda Kafir Makkah menggiring dan menghinanya di jalan-jalan, ia terus berkata, Ahad….., Ahad…, inilah kehidupan yang pernah dialaminya sampai Nabi SAW, menjadikannya sebagai Muadzin yang selalu berkhidmat mengumandangkan Adzan, baik ketika tinggal maupun ketika dalam perjalananan. Setelah Nabi wafat ia tetap tinggal di Madinah Thayyibah, hanya saja ia tidak tahan melihat tempat Nabi SAW yang telah kosong. Sehingga ia berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk berjihad dan beberapa lama ia tidak akan kembali ke Madinah. 

 Suatu ketika ia bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Beliau bersabda, ”Wahai Bilal, betapa Zhalimnya kamu sehingga kamu tidak menziarahiku.” Begitu bangun dari mimpinya ia segera pergi ke Madinnah. Setibanya disana, Hasan dan Husain R.Huma memintanya mengumandangkan Azdan. Ia tidak dapat menolak permintaan orang-orang yang sangat dicintainya itu. Ketika mulai Adzan terdengarlah suara Adzan seperti masa hidup Rasulullah SAW. Suara itu sangat meyentuh hati orang-orang yang mendengarnya sehinga para wanita keluar dari rumah dengan meneteskan air mata. Ia tinggal beberapa hari di Madinnah, lalu kembali ke Damsyik, dan wafat pada tahun ke-20 Hijriyah.(Usudul- Ghabah)  


Maaf Khusus

Diriku levelnya, seperti rumput, yang biasa di injak-injak dan di makan bagi makluk yang menyukai, 

 Saya memohon maaf atas segala keterbatasan dalam penyampaian Risalah ini. Saya melalukannya dengan harapan akan dibangkitkan sebagai orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sabdanya:

 “Barang siapa memelihara untuk umatku empat puluh Hadits tentang agamanya, maka Allah akan membangkitkannya dalam golongan orang-orang yang mengerti masalah agama, dan akan menjadi pemberi safaat dan menjadi saksi untuknya hari Kiamat”.

  Al-Qami Rah.A berkata, Maksud memelihara adalah ”Menjaga sesuatu dan memeliharanya dari kehilangan, baik dengan jalan menghafalnya di dalam hati atau dengan cara lain. Dengan demikian, meskipun menjaganya di dalam tulisan kemudian menyebarkannya kepada manusia, itu pun termasuk dalam golongan yang dijanjikan dalam Hadits diatas.” Al-Munawi Rah.A berkata bahwa memelihara untuk umatku ialah meriwayatkan Hadits disertai Takhrij dan Isnadnya. Ada juga yang mengatakan bahwa maksudnya adalah menyampaikan kepada kaum Muslimin, walaupun ia tidak menghafalkan atau tidak mengetahui maknanya. Dan perkataan “empat puluh hadits” itu termasuk Hadits-hadits Shahih, Hasan, atau Hadits-hadits Dhaif, yang dapat diamalkan karena Fadhailnya.

  Allahu Akbar. Kepunyaan Allah SWT. Semua kemudahan dalam Islam, dan kepunyaan Allah SWT. Segala kemurahan bagi pemeluknya yang sungguh-sungguh menakjubkan. Alim ulama sudah mencoba untuk menerangkan hal-hal yang tersirat. Semoga Allah selalu memberikan kepada kita kesempurnaan di dalam Islam. Ada satu perkara yang ingin saya sampaikan, bahwa dalam penulisan saya merujuk kepada Hadits-hadits yang tertulis di dalam (Himpunan Fadhilah Amal, Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.A). 

 Dapatlah kita membuktikan kebenaran cerita di bawah ini, bila dengan berat hati kita mau menyebarkan cerita-cerita seperti di bawah ini, kepada siapa saja yang berdiri, melata, dan melayang di muka bumi ini. 


Sholat 1

Walaupun bagi orang-orang yang yang di dalam hatinya terdapat iman, InsyaAllah suatu saat ia akan dibebaskan dari neraka jahanam. Dan orang-orang kafir akan selamanya berada di neraka? Mungkin mereka harus berdiam di dalamnya beribu-ribu tahun.

 Sebagian ulama berkata bahwa disebutkan dalam hadits, “Barang siapa menjaga sholatnya, niscaya Allah akan memuliakannya dengan lima perkara: (1) Dihilangkan kesempitan hidupnya, (2) Diselamatkan dari azab kubur, (3) Diberikan catatan amal melalui tangan kanannya, (4) Melintasi Shirat secepat kilat, (5) Masuk surga tanpa hisap. “Dan barang siapa melalaikan sholatnya, Allah akan menyiksanya dengan lima belas adzab di dunia, tiga adzab ketika mati, tiga adzab di dalam kubur, dan tiga adzab saat dibangkitkan. Lima siksa ketika berada di dunia yaitu: (1) Dicabut keberkahan umurnya, (2) Terhapus cirri-ciri keshalihan di wajahnya, (3) Seluruh amal perbuatannya tidak diberi pahala oleh Allah, (4) Doanya tidak diangkat kelangit, (5) Tidak mendapat bagian dari doa orang-orang shaleh. Dan tiga siksaan pada saat kematian: (1) Mati dalam kehinaan, (2) Mati dalam kelaparan, (3) Mati dalam kehausan, walau diminumkan air lautan di dunia ini, tidak akan meghilangkan rasa hausnya. Dan tiga siksa di dalam kubur: (1) Dihimpit oleh kuburnya sehingga tulang rusuk kiri dan kanannya saling bersilangan, (2) Dinyalakan api di dalam kuburnya, dan ia diguling-gulingkan di dalam api itu siang dan malam, (3) Allah memasukan ular berbisa bernama Syuja`ul-Aqra` ke dalam kuburnya, yang kedua matanya memancarkan api, dan kukunya dari besi yang panjang, setiap kukunya sepanjang sehari perjalanan. Ular itu akan memekik kepadanya dengan suara seperti halilintar yang menyambar, “Aku adalah Syuja`ul-Aqra. Tuhanku telah menyuruhku agar memukulmu karena kamu telah melalaikan shalat Shubuh hingga terbit matahari; karena kamu telah melalaikan shalat Zhuhur hingga Ashar; karena kamu telah melalaikan shalat Ashar hingga Maghrib; karena kamu telah melalaikan shalat Magrib hingga Isya; karena kamu telah melalaikan shalat Isya hingga Shubuh!” Setiap pukulan akan membenamkannya ke tanah sedalam tujuh puluh hasta, ia terus disiksa seperti ini dalam kuburnya sampai hari kiamat. (Semoga Allah menjauhkan kita dari adzab kubur). Dan tiga siksa pada hari kebangkitan, yaitu (1) Dihisab dengan sangat berat, (2) Dimurkai oleh Allah, (3) Dilemparkan kedalam neraka. Riwayat lain menyebutkan barangsiapa melalaikan sholat, ia akan dating pada hari Kiamat dan tertulis di wajahnya tiga baris tulisan, yaitu. Baris pertama: Wahai orang-orang yang menyianyiakan hak Allah. Baris kedua: Wahai orang-orang yang dimurkai Allah. Dan baris ketiga: Sebagaimana kamu telah menyianyiakan hak Allah didunia, maka pada hari ini kamu berputus asa dari Rahmat Allah (Semua berjumlah 14, satu tertinggal, mungkin parawi lupa-Az-Zawajir).

 Meskipun saya tidak menjumpai Hadits ini dalam semua kitab Hadits, namun mengenai pahala dan adzab dalam Hadits ini banyak dikuatkan oleh hadits- lainnya dengan riwayat yang berbeda. Sebagian hadits telah disebutkan, dan yang lainnya akan disebutkan di bawah ini. Disebutkan dalam riwayat pertama bahwa barang siapa meninggalkan sholat, maka ia telah keluar sari Islam. Dan sebesar atau sekecil apapun adzab yang telah atau akan disebutkan, semuanya merupakan adzab atas perbuatannya. Namun, walaupun ia telah berbuat dosa, Allah berfirman: 

 Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki (Q.s. An-Nisaa`:116).