Bismillahirrahmannirahim,
"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian. (Q.S. Al Israa 17:82)
Surat Al-Fatihah yang setiap hari kita baca di dalam shalat, ternyata merupakan obat yang mujarab. Ia adalah obat untuk penyakit hati dan penyakit badan sekaligus. Surat ini mengandung obat untuk penyakit hati dengan sempurna. Perlu dicatat, segala penyakit hati itu bermula dari dua hal, rusaknya ilmu dan rusaknya qashd (niat/kemauan). Dari keduanya akan muncul dua perkara yang sangat berbahaya, yaitu kesesatan yang merupakan buah dari rusaknya ilmu dan kemurkaan Allah SWT yang merupakan buah dari rusaknya qashd.
Kesesatan dan kemurkaan adalah dua hal yang menjadi kunci dari seluruh penyakit hati. Ayat ihdinash shiraathal mustaqiim menanggulangi kesesatan, dan ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin mencegah kemurkaan.
Dengan ditunjukkannya jalan kebenaran dilanggengkannya kita di atasnya, kita tidak akan tersesat selamanya. Karena itu, dia yang paling wajib kita ucapkan adalah doa yang termaktub dalam surat Al-Fatihah ini. Hanya saja, ketika kita membacanya, kita sering tidak merasa sedang berdoa.
Kemudian fenomena rusaknya niat/kemauan, akan banyak kita dapatkan pada orang-orang kafir, musyrik dan mereka yang menjadi budak hawa nafsunya. Rusaknya niat/kemauan di sini artinya rusak tujuan dan atau cara mendapatkaa tujuan itu. Kehidupan orang-orang yang mengaku muslim, tetapi menjadi budak hawa nafsunya, tidaklah berbeda dengan orang-orang kafir dan musyrik. Apabila mereka mendapati al-haq sesuai dengan tujuan dan ambisi, mereka meninggalkannya. Ada juga orang-orang yang mempunyai tujuan yang tinggi, akan tetapi tidak menempuh cara yang benar. Maka mereka tersesat dan tentu akan mendapatkan murka Allah SWT, na'udzubillah. . .
Sebenarnya, ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin yang menjadi obat bagi rusaknya qashd mempunyai komposisi yang harus terpenuhi secara keseluruhan. Komposisinya sebagai berikut:
1. Hanya beribadah kepada Allah SWT
2. Berdasarkan perintah atau syari'atNya
3.Tanpa ditunggangi oleh hawa nafsu
4. Bukan dengan hasil pemikiran atau aturan buatan manusia
5. Meminta i'anah (pertolongan) kepada Allah SWT, agar dapat beribadah kepadaNya.
Apabila komposisinya utuh, --Insya Allah-- ia akan benar-benar menjadi obat. Adapun Al-Fatihah sebagai obat untuk penyakit badan, Abu Said Al-Khudri r.a. meriwayatkan (lihat Bukhari 2276, Muslim 2201), bahwa seorang shahabat pernah meruqyah seorang pemuka suatu daerah yang tersengat binatang berbisa dengan surat ini.
Dengan izin Allah SWT, pemuka kaum itu sembuh, padahal ia bukanlah orang baik-baik, karena mungkin ia bukan termasuk kaum Muslimin, atau setidaknya ia adalah seorang yang bakhil, sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim r.a. Diawal-awal kitab Madaariju As-Saalikiin.
Lalu bagaimana jika yang diobati adalah seorang Muslim yang baik?.
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. Alfatihah 1-7)
Wallahu a'lam bish shawab.
"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S. An Nuur 24:35).
"Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku satu ungkapan tentang Islam, yang saya tidak memintanya kepada siapapun kecuali kepadamu." Rasulullah saw bersabda, "Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah,' kemudian Istiqamahlah." (H.R. Muslim)
"Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian. (Q.S. Al Israa 17:82)
Surat Al-Fatihah yang setiap hari kita baca di dalam shalat, ternyata merupakan obat yang mujarab. Ia adalah obat untuk penyakit hati dan penyakit badan sekaligus. Surat ini mengandung obat untuk penyakit hati dengan sempurna. Perlu dicatat, segala penyakit hati itu bermula dari dua hal, rusaknya ilmu dan rusaknya qashd (niat/kemauan). Dari keduanya akan muncul dua perkara yang sangat berbahaya, yaitu kesesatan yang merupakan buah dari rusaknya ilmu dan kemurkaan Allah SWT yang merupakan buah dari rusaknya qashd.
Kesesatan dan kemurkaan adalah dua hal yang menjadi kunci dari seluruh penyakit hati. Ayat ihdinash shiraathal mustaqiim menanggulangi kesesatan, dan ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin mencegah kemurkaan.
Dengan ditunjukkannya jalan kebenaran dilanggengkannya kita di atasnya, kita tidak akan tersesat selamanya. Karena itu, dia yang paling wajib kita ucapkan adalah doa yang termaktub dalam surat Al-Fatihah ini. Hanya saja, ketika kita membacanya, kita sering tidak merasa sedang berdoa.
Kemudian fenomena rusaknya niat/kemauan, akan banyak kita dapatkan pada orang-orang kafir, musyrik dan mereka yang menjadi budak hawa nafsunya. Rusaknya niat/kemauan di sini artinya rusak tujuan dan atau cara mendapatkaa tujuan itu. Kehidupan orang-orang yang mengaku muslim, tetapi menjadi budak hawa nafsunya, tidaklah berbeda dengan orang-orang kafir dan musyrik. Apabila mereka mendapati al-haq sesuai dengan tujuan dan ambisi, mereka meninggalkannya. Ada juga orang-orang yang mempunyai tujuan yang tinggi, akan tetapi tidak menempuh cara yang benar. Maka mereka tersesat dan tentu akan mendapatkan murka Allah SWT, na'udzubillah. . .
Sebenarnya, ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin yang menjadi obat bagi rusaknya qashd mempunyai komposisi yang harus terpenuhi secara keseluruhan. Komposisinya sebagai berikut:
1. Hanya beribadah kepada Allah SWT
2. Berdasarkan perintah atau syari'atNya
3.Tanpa ditunggangi oleh hawa nafsu
4. Bukan dengan hasil pemikiran atau aturan buatan manusia
5. Meminta i'anah (pertolongan) kepada Allah SWT, agar dapat beribadah kepadaNya.
Apabila komposisinya utuh, --Insya Allah-- ia akan benar-benar menjadi obat. Adapun Al-Fatihah sebagai obat untuk penyakit badan, Abu Said Al-Khudri r.a. meriwayatkan (lihat Bukhari 2276, Muslim 2201), bahwa seorang shahabat pernah meruqyah seorang pemuka suatu daerah yang tersengat binatang berbisa dengan surat ini.
Dengan izin Allah SWT, pemuka kaum itu sembuh, padahal ia bukanlah orang baik-baik, karena mungkin ia bukan termasuk kaum Muslimin, atau setidaknya ia adalah seorang yang bakhil, sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim r.a. Diawal-awal kitab Madaariju As-Saalikiin.
Lalu bagaimana jika yang diobati adalah seorang Muslim yang baik?.
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. Alfatihah 1-7)
Wallahu a'lam bish shawab.
"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S. An Nuur 24:35).
"Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku satu ungkapan tentang Islam, yang saya tidak memintanya kepada siapapun kecuali kepadamu." Rasulullah saw bersabda, "Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah,' kemudian Istiqamahlah." (H.R. Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar